Travelling with Kids

by - 14:49

Nusa Lembongan, Januari 2017 

Sejak memiliki anak, saya dan suami sepakat untuk secara rutin berpergian bersama paling nggak satu kali dalam setahun dengan durasi liburan minimal satu minggu.  Travelling merupakan kesempatan buat kami as working parents untuk punya quality time mengurus anak-anak sekaligus reward untuk mereka. Banyak orang sekitar yang suka komentar, "ngapain bawa anak travelling kan masih kecil ? mereka ga akan ingat apa-apa, yang ada malah ribet".

Kalau Kami sih ga mikirin ya komentar seperti itu, setiap orang punya pendapat dan punya pola asuh masing-masing. Kami percaya, travelling bisa memberikan pengalaman, baik budaya, kebiasaan dan (mungkin) teman baru atau sesederhana naik transportasi atau makan makanan local yang tidak ditemui di Jakarta. Selain itu, travelling juga membantu pembentukan karakter anak sekaligus semakin mempererat bonding anak dengan orang tua, pengalaman saya, setiap pulang travelling pasti ada yang perubahan baik dari si anak, dan ini juga dirasakan sama orang-orang rumah. Contohnya ketika kami pulang dari Korea Selatan, waktu itu Kei berumur 20 bulan, sepulang dari sana, Akongnya bilang kalau Kei lebih berani dan mandiri.

Susah ga sih travelling sama anak-anak?
Biasanya kami travelling memang hanya keluarga kecil, paling satu atau dua kali bersama keluarga karena memang ada acara keluarga besar. Tapi memang kami memilih untuk liburan hanya berempat aja, karena memang pengen bisa spend time sama-sama.

Kei mulai travelling dari umur 6 bulan. Travelling pertama ketika kita ke Bandung naik mobil mengunjungi Oma dan Opa. Kei naik pesawat umur 10 bulan ketika kita pergi ke Singapura. Kalau Lou pertama kali travelling dan naik pesawat umur 3 bulan ke Pontianak dan travelling ke naik mobil pas umur 14 bulan. Ditanya susah atau ribet ga bawa anak-anak? Yang pasti memang ga segampang kalau pergi sendiri ya, tapi it’s very possible dan ga ribet. Kuncinya asalkan suami mau hands on bantu ngurus anak, semua akan baik-baik aja J.

Papa dan Kei (8 bulan ) menunggu boarding ke Singapore, Oktober 2013

Mama dan Lou (7 bulan ) di Shibuya, Maret 2016

Kalau ditanya lebih mudah mana, perjalanan dengan mobil atau dengan pesawat, susah juga menjawabnya ya. Ada pro dan kontranya sih, kalau di pesawat, suami bisa bantu untuk mengurusi anak selama perjalanan, tapi ruang gerak terbatas, belum lagi kalau anak cranky, bisa mengganggu penumpang lain. Sedang kalau menyetir sendiri, pro-nya kalau anak sudah mulai bosan bisa berhenti sebentar di jalan, ruang gerak juga lebih nyaman. Kontranya, kadang kondisi jalan yang macet dan karena suami menyetir jadi saya suka kewalahan  sendiri meladeni anak-anak. Nanti kapan-kapan saya bikin postingan tips menghibur anak  selama perjalanan di pesawat atau di mobil.

Intinya sih semuanya bisa diakalin, selama orang tuanya tenang (ga panik) anak-anak juga bisa santai, karena energi orang tua tu berpengaruh ke anak. Dan perlu diingat tujuan kita traveling buat senang-senang, jadi kalau dalam perjalanan ada yang ga sesuai dengan itinerary, atau mood anak yang berubah-ubah, dinikmati saja. Semakin besar anak-anak dan semakin sering membawa mereka travelling, perjalanan akan semakin menyenangkan.






You May Also Like

0 comments